Ilmuwan Obati Batu Karang yang Sakit dengan Antibiotik_

Ilmuwan Obati Batu Karang yang Sakit dengan Antibiotik_

SariAgri -  Melakukan restorasi dan konservasi batu karang dalam laut tidaklah mudah. Batu karang bisa mengalami infeksi Stony coral tissue loss disease (SCTLD) yang dapat menghilangkan jaringan karang berbatu. Sebuah penelitian yang dilakukan di lepas pantai timur Florida menunjukkan bahwa pemberian antibiotik amoksisilin pada batu karang bintang besar (Montastrea cavernosa) dapat memperbaiki jaringan yang terinfeksi.
“Perawatan antibiotik membuat karang istirahat. Ini sangat bagus dalam menghentikan bercak luka yang diaplikasikan padanya,” kata Erin Shilling seorang peneliti karang di Harbor Branch Oceanographic Institute Florida Atlantic University di Fort Pierce.
Seputar Perikanan Sebelum penelitian dilakukan penyelam menemukan bahwa penyakit SCTLD di terumbu karang ditandai dengan luka atau bercak putih dengan cepat menggerogoti jaringan karang. Pada awalnya penelitian dilakukan dengan dua perawatan batu karang yang menjanjikan dengan menerapkan epoksi terklorinasi atau pasta antibiotik amoksisilin ke jaringan batu karang yang terinfeksi.
“Kami ingin menilai teknik ini secara eksperimental untuk melihat apakah itu seefektif yang dilaporkan orang secara anekdot,” kata Shilling dikutip ScienceNews.
Baca Juga:   Waspada!  Berita Perikanan Terkini Ikan yang Berkamuflase Seperti Batu Karang Ini Sangat Beracun  Transplantasi Terumbu Karang di Batu Karas Pangandaran
Dengan mengidentifikasi 95 bercak luka pada 32 koloni karang bintang di lepas pantai timur florida, para peneliti menggali parit ke dalam karang di sekitar luka untuk memisahkan jaringan karang yang sakit dan sehat, kemudian parit pada bagian jaringan yang terinfeksi diolesi pasta antibiotik atau epoksi terklorinasi. Kemudian para peneliti melakukan pengamatan selama 11 bulan.
Ternyata hasil pengamatan sekitar tiga bulan pengobatan, menunjukkan 95 persen jaringan karang yang terinfeksi telah sembuh dengan perlakuan yang diobati menggunakan antibiotik amoksisilin. Sementara jaringan terinfeksi yang diobati dengan perlakuan epoksi terklorinasi hanya sekitar 20 persen yang sembuh dalam waktu yang sama.
“Perawatan antibiotik itu lebih dari 95 persen efektif di semua spesies dan mengobati bercak luka baru di tempat yang muncul setelah pengobatan awal tampaknya menghentikan batu karang agar tidak terinfeksi kembali dari waktu ke waktu,” kata Karen Neely, ahli biologi kelautan di Nova Southeastern University.
“Secara keseluruhan, memasukkan karang ini ke dalam program konservasi batu karang akan menyelamatkan populasi dan ekosistem terumbu karang, kami jarang mendapatkan akhir yang bahagia, jadi ini bagus,” pungkas Neely.
Video terkait: